Sakit kuning pada bayi terjadi karena adanya adanya timbunan bilirubin (zat/komponen yang berasal dari pemecahan hemoglobin dalam sel darah merah) di bawah kulit. Sebab itulah kulit si bayi terlihat kuning. Bilirubin sendiri merupakan pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam hati (liver).
Penyakit kuning dengan mudah dilihat pada kulit bayi maupun matanya. Ibu - ibu melihat warna kuning sehingga mengistilahkannya dengan sakit kuning pada bayi.
Jika kadar protein albumin dalam tubuh bayi rendah (< 3.0 g/dL) maka fungsi albumin sebagai sebagai alat transportasi utama dalam darah akan terganggu. Pada keadaan normal bilirubin mentah (belum diolah/indirect) tersebut akan diikat oleh protein albumin dan dibawa ke hati untuk diproses dengan enzim hati guna menghilangkan efek racunnya, sehingga menjadi bilirubin sudah diolah/direct. Bilirubin yang telah diolah di dalam hati tersebut akan dibawa ke usus dan akhirnya disimpan di kantong empedu. Begitu seterusnya. Kadang tidak semua bilirubin ini bisa diikat oleh protein albumin dan dibawa ke hati, apalagi jika kadar protein albumin dibawah normal. Bilirubin bebas yang tidak terikat dan terangkut albumin inilah justru yang berbahaya, jika sudah masuk ke otak maka akan menimbulkan penyakit kejang - kejang berat (kem icterus). Berakhir bisa dengan kematian atau bila sembuh akan terjadi keterbelakangan mental, lumpuh dan sebagainya.
Bilirubin yang belum diolah (indirect) pun bisa pecah lagi menjadi bilirubin bebas, contohnya jika si anak dalam keadaan sakit atau mencret, yang menyebabkan banyak kehilangan cairan tubuh. Kekurangan cairan termasuk oksigen akan mengakibatkan lepasnya protein albumin sehingga menjadi bilirubin bebas yang membahayakan.
Jadi memang kadar protein albumin perlu dijaga mulai sejak bayi dalam kandungan, asupan gizi yang tepat sangat penting bagi sang ibu selama hamil. Jika saat hamil kesulitan makan ikan gabus atau ikan kutuk, maka bisa dengan konsumsi kapsul chanalbumin saja untuk menjaga kadar protein albumin tubuh ibu maupun sang buah hati.
Penyakit kuning dengan mudah dilihat pada kulit bayi maupun matanya. Ibu - ibu melihat warna kuning sehingga mengistilahkannya dengan sakit kuning pada bayi.
Jika kadar protein albumin dalam tubuh bayi rendah (< 3.0 g/dL) maka fungsi albumin sebagai sebagai alat transportasi utama dalam darah akan terganggu. Pada keadaan normal bilirubin mentah (belum diolah/indirect) tersebut akan diikat oleh protein albumin dan dibawa ke hati untuk diproses dengan enzim hati guna menghilangkan efek racunnya, sehingga menjadi bilirubin sudah diolah/direct. Bilirubin yang telah diolah di dalam hati tersebut akan dibawa ke usus dan akhirnya disimpan di kantong empedu. Begitu seterusnya. Kadang tidak semua bilirubin ini bisa diikat oleh protein albumin dan dibawa ke hati, apalagi jika kadar protein albumin dibawah normal. Bilirubin bebas yang tidak terikat dan terangkut albumin inilah justru yang berbahaya, jika sudah masuk ke otak maka akan menimbulkan penyakit kejang - kejang berat (kem icterus). Berakhir bisa dengan kematian atau bila sembuh akan terjadi keterbelakangan mental, lumpuh dan sebagainya.
Bilirubin yang belum diolah (indirect) pun bisa pecah lagi menjadi bilirubin bebas, contohnya jika si anak dalam keadaan sakit atau mencret, yang menyebabkan banyak kehilangan cairan tubuh. Kekurangan cairan termasuk oksigen akan mengakibatkan lepasnya protein albumin sehingga menjadi bilirubin bebas yang membahayakan.
Jadi memang kadar protein albumin perlu dijaga mulai sejak bayi dalam kandungan, asupan gizi yang tepat sangat penting bagi sang ibu selama hamil. Jika saat hamil kesulitan makan ikan gabus atau ikan kutuk, maka bisa dengan konsumsi kapsul chanalbumin saja untuk menjaga kadar protein albumin tubuh ibu maupun sang buah hati.
0 comments:
Post a Comment